Kamis, 10 Oktober 2013

ANAK TAKUT GAGAL


ANAK  TAKUT  GAGAL

Ayah – bunda, pernahkah Ayah – Bunda merasakan buah hati kita merasa ketakutan akan kegagalan ? Pastinya pernah ya...rasanya kita sedih juga kalau melihat mereka tidak bersemangat.

Sejak kapan sih sebenarnya anak memiliki rasa takut gagal ? Padahal Tuhan menciptakan manusia tanpa mengenal konsep kegagalan lho... Buktinya dari benih saja kita merupakan produk unggulan dari sperma ayah yang bisa membuahi indung telur dan lahirlah kita sebagai manusia yang berkualitas.

Ketika kita anak- anak masih bayi atau balita apakah mereka mengenal konsep ‘takut gagal’ ? Rasanya tidak, gak percaya ? Coba aja anak – anak kita ketika belajar merangkak, berjalan atau berlari apakah mereka mudah menyerah ketika mengalami kegagalan ? Tidak bukan ?! Anak – anak tetap mencoba dan mencoba lagi sampai mereka berhasil merangkak, berjalan atau pun berlari.

Munculnya rasa takut gagal pada anak biasanya muncul pada tahun – tahun pertama masuk Sekolah Dasar. Mengapa ? Perhatikanlah cara belajar anak – anak kita antara di TK dan di SD. Bagi anak – anak kita ketika mulai masuk sekolah formal tradisional ( SD ) merupakan belantara yang asing bagi mereka dengan ciri – ciri  : disiplin, urut, logis, guru duduk kaku di depan meja. Ciri – ciri lainnya  aktivitas fisik terbatas didalam kelas, hubungan guru – murid kaku, guru lebih sering mengkritik daripada memuji sehingga rasa percaya diri anak goyah. Berbeda sekali dengan di TK.

Ayah – bunda pernah mengalami sendiri kan ? Kalau ayah – bunda masih inget acara Pak Tino Sidin dimana almarhum apabila menunjukkan hasil karya anak – anak dengan kata – kata  : “ BAGUS “ walaupun gambar yang ditampilkan menurut kami tidak bagus. Ternyata dari segi psikologis anak hal tersebut sangatlah bermanfaat bagi mental anak.

Penyebab kedua anak memiliki rasa gagal adalah  : orang tua dan guru secara tidak sadar menanamkan konsep kegagalan serta mereduksi bakat anak – anak.

Contoh ketika anak menyampaikan bahwa memperoleh nilai matematika hanya 4, sang ibu berkata “ Sudahlah sayang, tidak semua anak hebat dalam matematika kan ? “. Padahal belum tentu anak kita tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan. Bisa jadi anak – anak tidak merasa nyaman dan kondusif akan suasana kelasnya, serta cara mengajar guru yang tidak sesuai dengan kecerdasan anak.

Penyebab ketiga rasa anak takut gagal adalah hampir diseluruh dunia rata – rata anak – anak menerima pesan negatif dibanding pesan positif dari orang – orang terdekatnya. Pesan negatif ini terus menerus akan tertanam dalam pikiran bawah sadar sehingga anak – anak menjadi seperti apa yang dikatakan oleh orang – orang terdekat mereka.

Ayah - Bunda daripada mengatakan  “ anak bodoh”, “ anak bengal “, “ anak sulit diatur” dan lain –lain. Lebih baik Ayah – Bunda memuji anak – anak, kan memuji anak sendiri itu gratis dan banyak  manfaatnya. Sering – seringlah ayah – bunda memuji anak – anak, memberi mereka semangat serta apresiasi dan hasilnya ayah – bunda akan melihat prestasi anak –anak yang tidak terduga loh...

Ayah – bunda kalau lagi marah sama anak bisa memulai dengan kata – kata seperti  : “Dasar anak juara”, “Dasar calon presiden”, “Calon hartawan berhati dermawan” daripada ayah dan bunda memberikan kata – kata negatif.

0 komentar:

Posting Komentar