ANAK TAKUT
GAGAL
Ayah – bunda, pernahkah Ayah –
Bunda merasakan buah hati kita merasa ketakutan akan kegagalan ? Pastinya
pernah ya...rasanya kita sedih juga kalau melihat mereka tidak bersemangat.
Sejak kapan sih sebenarnya anak
memiliki rasa takut gagal ? Padahal Tuhan menciptakan manusia tanpa mengenal
konsep kegagalan lho... Buktinya dari benih saja kita merupakan produk unggulan
dari sperma ayah yang bisa membuahi indung telur dan lahirlah kita sebagai
manusia yang berkualitas.
Ketika kita anak- anak masih bayi
atau balita apakah mereka mengenal konsep ‘takut gagal’ ? Rasanya tidak, gak
percaya ? Coba aja anak – anak kita ketika belajar merangkak, berjalan atau
berlari apakah mereka mudah menyerah ketika mengalami kegagalan ? Tidak bukan
?! Anak – anak tetap mencoba dan mencoba lagi sampai mereka berhasil merangkak,
berjalan atau pun berlari.
Munculnya rasa takut gagal pada
anak biasanya muncul pada tahun – tahun pertama masuk Sekolah Dasar. Mengapa ?
Perhatikanlah cara belajar anak – anak kita antara di TK dan di SD. Bagi anak –
anak kita ketika mulai masuk sekolah formal tradisional ( SD ) merupakan
belantara yang asing bagi mereka dengan ciri – ciri : disiplin, urut, logis, guru duduk kaku di
depan meja. Ciri – ciri lainnya
aktivitas fisik terbatas didalam kelas, hubungan guru – murid kaku, guru
lebih sering mengkritik daripada memuji sehingga rasa percaya diri anak goyah.
Berbeda sekali dengan di TK.
Ayah – bunda pernah mengalami
sendiri kan ? Kalau ayah – bunda masih inget acara Pak Tino Sidin dimana
almarhum apabila menunjukkan hasil karya anak – anak dengan kata – kata : “ BAGUS “ walaupun gambar yang ditampilkan
menurut kami tidak bagus. Ternyata dari segi psikologis anak hal tersebut
sangatlah bermanfaat bagi mental anak.
Penyebab kedua anak memiliki rasa
gagal adalah : orang tua dan guru secara
tidak sadar menanamkan konsep kegagalan serta mereduksi bakat anak – anak.
Contoh ketika anak menyampaikan
bahwa memperoleh nilai matematika hanya 4, sang ibu berkata “ Sudahlah sayang,
tidak semua anak hebat dalam matematika kan ? “. Padahal belum tentu anak kita
tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan. Bisa jadi anak – anak tidak merasa
nyaman dan kondusif akan suasana kelasnya, serta cara mengajar guru yang tidak
sesuai dengan kecerdasan anak.
Penyebab ketiga rasa anak takut
gagal adalah hampir diseluruh dunia rata – rata anak – anak menerima pesan
negatif dibanding pesan positif dari orang – orang terdekatnya. Pesan negatif
ini terus menerus akan tertanam dalam pikiran bawah sadar sehingga anak – anak
menjadi seperti apa yang dikatakan oleh orang – orang terdekat mereka.
Ayah - Bunda daripada
mengatakan “ anak bodoh”, “ anak bengal
“, “ anak sulit diatur” dan lain –lain. Lebih baik Ayah – Bunda memuji anak –
anak, kan memuji anak sendiri itu gratis dan banyak manfaatnya. Sering – seringlah ayah – bunda
memuji anak – anak, memberi mereka semangat serta apresiasi dan hasilnya ayah –
bunda akan melihat prestasi anak –anak yang tidak terduga loh...
Ayah – bunda kalau lagi marah
sama anak bisa memulai dengan kata – kata seperti : “Dasar anak juara”, “Dasar calon presiden”,
“Calon hartawan berhati dermawan” daripada ayah dan bunda memberikan kata –
kata negatif.
0 komentar:
Posting Komentar